Sedih
ataupun senang, anggaplah ia sebagai udara yang harus kamu hirup, yang tanpanya
kamu tidak akan hidup. Tapi,jangan lupakan darimana udara berasal. J
karena, bahagia itu bukan ketika kita terus menerus hidup dalam kesenangan,
tapi saat kita mampu mengatasi sedih, bahkan meski hanya lewat sebuah senyuman.
J
Karena hhidup itu juga pilihan,
maka sedih atau tidak itu tergantung pilihan kita. J
Hidup itu terkadang seperti
jelly. Mainis, kenyal, tapi juga licin. Kita mungkin senang memasukkan ia ke
mulut. Namun kita tidak terlalu suka berbagi jelly. Kita ignin menikmati jelly
itu seolah itu hanya milik kita. Sadarlah, di dunia ini tidak ada yang mutlak
kepunyaanmu. Bagaimanapun, kamu harus berbagi. Namun tidak pada semua hal. Ada
bagian-bagian kecil yang harus kamu relakan dimiliki orang lain juga. Bagilah
jellymu dengan temanmu agar ia tersenyum. Ingatlah, senyuman kecil yang tulus
terkadang lebih berarti daripada segenggam emas.
Ada banyak hal yang ssering
kita lewatkan dalam hidup yang sebenarnya itu adalah hal yang lebih dari indah.
Kata-kata mungkin hanya dapat
ditulis atau didengar,atau dibaca. Tapi perasaan hanya bisa dirasakan. Tulisan
mungkin bisa mewakilinya. Namun itu hal yang jarang. Kecuali yang membaca
adalah hati. Hati. Disanalah tempat tumbuhnya berbagai perasaan. Segala
perasaan. Ia menyebarkannya ke seluruh tubuh. Hati tak pernah bicara. Namun
bisa dirasa. Itulah perasaan. Ia mampu memahami segala yang tak terindera.
Termasuk cinta.
Tak banyak yang tahu bahwa
cinta itu butuh kehidupan layaknya manusia. Ia butuh udara untuk bernafas. Ia
juga memiliki indera peraba. Ia juga punya hati. Tahukah kau? Cinta itu tak
pernah menyakiti. Jika kau merasa sakit hati karena cinta, itu salah. Bukan cinta
yang menyakitimu. Tapi, keegoisanmu untuk memaksa cinta itu tumbuh membuatnya
terusik dan justru menghisap kedamaian dalam hatimu. Cinta pun juga punya mata.
Cinta bisa melihat keberadaan separuh jiwanya. Cinta juga punya kaki. Ia selalu
mengejar separuh dari nafasnya. Cinta bahkan lebih hebat dari apoteker. Ia
mampu menghapus segala sakit tanpa obat. Ia lebih mengerti apa yang kamu
keluhkan sebelum orang lain tahu. Cinta mampu memaknai segala yang ia dapat.
Namun sayangnya cinta tak memiliki alat hitung. Ia tak bisa menghitung berapa
lama kamu bersamanya, berapa banyak yang kamu beri, seberapa tinggi ia,
seberapa gemuk ia, seberapa ideal ia, cinta tak pernah bisa memahami itu. Cinta
bahkan tak membutuhkannya. Cinta akan saling melindungi. Meski tanpa perisai ia
mampu bertahan hanya dengan genggaman tangan. Cinta mampu menguatkan hanya
dengan sebuah peluk. Cinta tak perlu diikat agar tidak pergi. Tak perlu juga
terlalu erat digenggam.karena, cinta sejati tak akan pergi. Cinta akan selalu
disini. Di dalam hati. Bersemi dalam jiwa. Tumbuh seiring nafas berhembus dan
berkembang seiring detak jantung. Dewasalah cinta. J
#sa